Dalam berinvestasi ada banyak strategi investasi yang bisa kita lakukan, salah satunya yakni metode Average Down. Bagi seorang investor, metode average down dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan.
Average Down atau Avg Down adalah strategi investasi yang umumnya di lakukan pada berbagai instrument investasi salah satunya yaitu saham. Mungkin bagi kamu yang masih awam dengan dunia pasar modal, kamu akan kebingungan dengan metode ini.
Pada artikel kali ini kita akan sama-sama belajar mengenai strategi investasi Average Down secara lengkap. Dengan begitu kamu bisa menerapkannya pada manajemen investasi kamu biar makin cuan tentunya.
Apa Itu Average Down?
Singkatnya Average Down merupakan suatu keputusan atau tindakan pembelian sebuah saham ketika harga saham tersebut turun.
Artinya para investor akan membeli saham tersebut terus menerus ketika harganya mengalami penurunan. Tentunya juga di ikuti dengan pertimbangan dan analisa yang matang.
Sebagai contoh, seorang investor membeli saham A di harga 500 rupiah perlembarnya sebanyak 100 lot. Kemudian beberapa waktu kemudian saham tersebut mengalami penurunan menjadi 400 rupiah perlembarnya. Investor tersebut melakukan pembelian kembali sebanyak 70 lot.
Setelah beberapa waktu kemudian saham tersebut kembali mengalami penurunan dan menyentuh harga 380 rupiah perlembarnya. Kemudian investor tadi membeli lagi saham tersebut di harga 380 sebanyak 50 lot.
Dengan begitu rata-rata harga saham yang dimiliki investor tadi akan menurun. Jika pada awalnya harga rata-rata saham yang dimiliki investor adalah 500 rupiah perlembarnya. Dengan melakukan pembelian terus menerus pada saat harga saham turun akan membuat harga rata-rata pembelian saham juga ikut turun.
Pada kasus tersebut harga rata-rata pembelian saham A oleh investor menjadi 440 rupiah perlembarnya. Dengan rincian perhitungan sebagai berikut

Average down didapat dengan membagi total uang dengan total lot saham yang kita punya. Pada kasus tersebut yakni 9.700.000/220 yakni 44090 rupiah perlotnya. Kemudian kita bagi dengan 100 untuk mengetahui average price perlembarnya yakni 440,9 rupiah.
Perhitungan average price seperti diatas secara otomatis akan kita dapatkan pada perusahaan sekuritas kita. Jadi kita tidak perlu repot lagi untuk menentukan harga rata-rata pembelian saham yang kita lakukan.
Apakah Metode Ini Cocok Untuk Semua Saham?
Jika berbicara mengenai cocok atau tidaknya suatu metode, tentunya kembali lagi kepada analisa masing-masing individu.
Pada dasarnya metode average down ini akan cocok kita lakukan pada saham yang kita yakin penurunan yang terjadi hanya sementara. Biasanya hal tersebut terjadi pada saham-saham dengan fundamental yang kuat, sehingga kita yakin penurunan harga tersebut hanya sementara.
Sebagai contoh pada saham BBCA pada saat pandemi mengalami penuruna hingga Rp. 23.000 perlembarnya. Sekarang saham BBCA tersebut kembali menyentuh harga sebelumnya yakni sekitar Rp.30.000. Pada saat terjadi penuruna tersebut tidak sedikit investor yang melakukan Average Down untuk membuat harga rata-rata saham BBCA mereka menjadi turun.
Itulah mengapa penting untuk melakukan analisa yang baik terlebih dahulu sebelum melakukan keputusan pembelian. Jangan sampai kamu mengikuti pom-pom atau ajakan orang lain untuk membeli saham tanpa melakukan analisa sama sekali.
Dengan analisa yang baik metode average down bisa menjadi cara untuk mendapatkan keuntungan yang manis di pasar modal.
Picture by Isaac Smith on Unsplash
Pingback: Reject: Order BUY Currently Suspended!, Begini Caranya - Manen Duit